I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan keuangan perusahaan go public yang dipublikasikan merupakan salah satu sumber informasi yang sering digunakan oleh investor untuk mengambil keputusan. Berdasarkan angka-angka yang terdapat pada laporan keuangan, investor dapat mengetahui kinerja perusahaan selama periode laporan, membandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun laporan keuangan yang diterbitkan oleh emiten lain.
Pada dasarnya laporan keuangan menyediakan informasi yang berguna dalam membuat keputusan bisnis, di mana laporan keuangan dapat menyediakan informasi yang berguna bagi investor untuk membuat keputusan yang rasional mengenai investasi. Laporan keuangan dapat menyediakan informasi yang membantu investor untuk menentukan jumlah, waktu dan ketidakpastian mengenai penerimaan yang diharapkan seperti dividen dan capital gain.
Laporan keuangan juga menyediakan informasi mengenai bagaimana pihak manajemen menggunakan sumberdaya perusahaan yang dipercayakan kepadanya. Melalui laporan keuangan akan dapat dinilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, struktur modal, distribusi aktiva, struktur pendapatan dan biaya perusahaan. Dalam hal ini manajemen tidak hanya bertanggungjawab atas pemeliharaan dan penjagaan sumberdaya perusahaan, tetapi juga atas penggunaan yang efisien serta dapat menghasilkan keuntungan. Publikasi laporan keuangan kepada publik merupakan salah satu konsekuensi
bagi perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di bursa saham. Keterlambatan penerbitan laporan keuangan perusahaan go public akan sangat mempengaruhi investor.
Motivasi perusahaan mencatatkan sahamnya di lantai bursa secara umum adalah untuk melakukan perluasan usaha, meningkatkan modal dasar perusahaan, memperbaiki struktur hutang dan kombinasi diantaranya.
+/- Untuk Download
Home » All posts
Identifikasi Sumber Pendapatan Asli Daerah dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah
I. PENDAHULUAN
Sistem pemerintahan Republik Indonesia menatur asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan yang dilaksanakan secara bersama-sama. Untuk mewujudkan pelaksanaan asa desentralisasi tersebut maka dibentuklah daerah otonom yang terbagi dalam daerah provinsi, daerah kabupaten dan daerah kota yang bersifat otonom sesuai dengan ketentuan pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999.
Menurut pasal 1 huruf 1 dalam Undang-Undang tersebut dirumuskan bahwa : “Daerah Otonom”, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia.
Pengertian daerah otonom dimaksud agar daerah yang bersangkutan dapat berkembang sesuai dengan kemampuannya sendiri yang tidak bergantung kepada pemerintah pusat, oleh karena itu daerah otonom harus mempunyai kemampuan sendiri untuk mengurus dan mengatur rumah tangganya sendiri melalui sumbersumber pendapatan yang dimiliki. Hal ini meliputi semua kekayaan yang dikuasai oleh daerah dengan batas-batas kewenangan yang ada dan selanjutnya digunakan untuk membiayai semua kebutuhan dalam rangka penyelenggaraan urusan rumah tangganya sendiri. Jadi agar daerah dapat menjalankan kewajibannya dengan sebaik-baiknya perlu ada sumber pendapatan daerah, sesuai dengan apa yang dikatakan Soedjito yaitu : “Semakin besar keuangan daerah, semakin besar pulalah kemampuan daerah untuk menyelenggarakan usaha-usahanya dalam bidang keamanan, ketertiban umum, sosial, kebudayaan dan kesejahteraan pada umumnya bagi wilayah dan penduduknya, atau dengan kata lain semakin besarlah kemampuan daerah untuk memberikan pelayanan umum kepada masyarakat.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan penyelenggaraan otonomi daerah, seperti yang dikemukakan Syamsi berikut : faktor-faktor tersebut adalah : kemampuan struktural organisasinya, kemampuan aparatur daerah, kemampuan mendorong partisipasi masyarakat dan kemampuan keuangan daerah, diantara faktor-faktor tersebut, faktor keuangan merupakan faktor essensial untuk mengukur tingkat kemampuan daerah dalam melaksanakan otonominya. Dikatakan demikian, karena pelaksanaan otonomi daerah yang nyata dan bertanggungjawab harus didukung dengan tersedianya dana guna pembiayaan pembangunan. Maka daerah otonom diharapkan mempunyai pendapatan sendiri untuk membiayai penyelenggaraan urusan rumah tangganya, hal ini sejalan dengan pendapat Pamudji yang menyatakan : pemerintahan daerah tak dapat melaksanakan fungsinya dengan efektif dan efisien tanpa biaya yang cukup untuk memberikan pelayanan dan pembangunan, keuangan inilah merupakan salah satu dasar kriteria untuk mengetahui secara nyata kemampuan daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri.
Pendapat diatas didukung juga oleh D.J. Mamesah : “Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum dimiliki / dikuasai oleh negara atau daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
+/- Untuk Download Download Jurnalnya.
Home » All posts
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja
ABSTRACT
An appropriate utilization of information technology (IT) would enable a company to gain competitive advantages, while improving individual performances of the company’s employees. Before utilizing IT, an IT developer must understand factors considered in deciding IT application. This research aims to investigate factors influencing IT
utilization and the impact on individual performance in Taxation Office KPP Pratama West Denpasar. Sample consists of all employees using IT to have job done. Data are obtained using questionnaire and documentation. Hypothesis are tested with multiple and simple regression.
Results show that factors like social, affect, job fitness, long-term consequences, and job complexity simultaneously affect IT utilization positively and significantly. Partially, job fitness and long-term consequences provide positive and significant impact; while social factor, affect, and complexity have positive relation with IT utilization but not significant. Furthermore, facilitating condition factor negatively related but insignificant to IT utilization. Finally, the IT utilization affects
individual performance positively and significantly.
Keywords: technology application, IT utilization, individual performance, information system developer
Berdasarkan hasil analisis dan simpulan, terlihat adanya beberapa kontradiksi antara hasil penelitian ini dengan penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi. Oleh karena itu, diharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lain dengan lokasi yang berbeda di perusahaan-perusahaan atau organisasi yang sarat dengan pemanfaatan teknologi informasi yang tinggi, seperti pada perusahaan telekomunikasi, bank swasta atau pemerintah, dan perusahaan lainnya yang memanfaatkan teknologi informasi dalam bekerja.
+/- Untuk Download
An appropriate utilization of information technology (IT) would enable a company to gain competitive advantages, while improving individual performances of the company’s employees. Before utilizing IT, an IT developer must understand factors considered in deciding IT application. This research aims to investigate factors influencing IT
utilization and the impact on individual performance in Taxation Office KPP Pratama West Denpasar. Sample consists of all employees using IT to have job done. Data are obtained using questionnaire and documentation. Hypothesis are tested with multiple and simple regression.
Results show that factors like social, affect, job fitness, long-term consequences, and job complexity simultaneously affect IT utilization positively and significantly. Partially, job fitness and long-term consequences provide positive and significant impact; while social factor, affect, and complexity have positive relation with IT utilization but not significant. Furthermore, facilitating condition factor negatively related but insignificant to IT utilization. Finally, the IT utilization affects
individual performance positively and significantly.
Keywords: technology application, IT utilization, individual performance, information system developer
Berdasarkan hasil analisis dan simpulan, terlihat adanya beberapa kontradiksi antara hasil penelitian ini dengan penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi. Oleh karena itu, diharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lain dengan lokasi yang berbeda di perusahaan-perusahaan atau organisasi yang sarat dengan pemanfaatan teknologi informasi yang tinggi, seperti pada perusahaan telekomunikasi, bank swasta atau pemerintah, dan perusahaan lainnya yang memanfaatkan teknologi informasi dalam bekerja.
+/- Untuk Download
Download Skripsi Disini.
Home » All posts
Skripsi manajemen Sumber daya manusia : MEMBINA SEMANGAT KERJA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
ABSTRAK
Penafsiran yang keliru sering terjadi bahwa produktivitas kerja karyawan yang rendah
karena terbatasnya sumber daya yang dimiliki perusahaan atau ketidakpuasan karyawan yang dipicu oleh upah atau gaji yang rendah. Pendapat itu benar dan tidak dapat dibantah, tetapi jika dikaji secara mendalam ternyata semangat kerja jauh lebih besar peranan dan pengaruhnya terhadap produktivitas kerja. Semangat kerja dapat bergerak dari semangat kerja rendah ke semangat kerja tinggi atau sebaliknya tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi dan pembinaan yang dilakukan secara terus-menerus. Perusahaan yang mampu membina dan memelihara semangat kerja karyawan yang tinggi tentu memperoleh banyak keuntungan, yaitu disiplin karyawan meningkat, komitmen dan kerja sama karyawan meningkat sehingga tercapainya kepuasan kerja. Produktivitas tidak berarti membuat karyawan bekerja lebih lama atau lebih keras, tetapi menekankan hasil perencanaan yang tepat, investasi yang bijaksana, teknologi baru, cara kerja yang lebih baik, dan meningkatkan efisiensi. Produktivitas kerja tergantung pula pada usaha yang penuh kesadaran dari karyawan yang tercermin dari semangat kerjanya.
Kata kunci : semangat kerja, produktivitas kerja
ABSTRACT
The misinterpretation of the low employee productivity often occurs because the limited
of company’sources or the unsatisfied of the employee which is caused by the low rate of the take home pay or salary. The statement stated above is absolutely right and can not be argued, but when it is analyzed deeply, working spirit takes a bigger role and it much influences the productivity. Working spirit can move from the low working spirit to the high working spirit or vice versa, it depends on the affected factors and supervising which will be done gradually. A company which be able to supervise and maintain high spirit of the employee can gain a lot advantages, those are discipline, commitment and corporation of the employee has increased so that it can reach working satisfaction. Productivity does not make the employee work longer or harder meanwhile it emphasizes on the result of the appropriate planning, wise investment, new technology, the better way of working, and increasing the efficiency. Productivity depends on the conscious effort from the employee which can be seen from the employee’s working spirit.
Key words: working spirit, employee productivity
+/- Untuk Download
Penafsiran yang keliru sering terjadi bahwa produktivitas kerja karyawan yang rendah
karena terbatasnya sumber daya yang dimiliki perusahaan atau ketidakpuasan karyawan yang dipicu oleh upah atau gaji yang rendah. Pendapat itu benar dan tidak dapat dibantah, tetapi jika dikaji secara mendalam ternyata semangat kerja jauh lebih besar peranan dan pengaruhnya terhadap produktivitas kerja. Semangat kerja dapat bergerak dari semangat kerja rendah ke semangat kerja tinggi atau sebaliknya tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi dan pembinaan yang dilakukan secara terus-menerus. Perusahaan yang mampu membina dan memelihara semangat kerja karyawan yang tinggi tentu memperoleh banyak keuntungan, yaitu disiplin karyawan meningkat, komitmen dan kerja sama karyawan meningkat sehingga tercapainya kepuasan kerja. Produktivitas tidak berarti membuat karyawan bekerja lebih lama atau lebih keras, tetapi menekankan hasil perencanaan yang tepat, investasi yang bijaksana, teknologi baru, cara kerja yang lebih baik, dan meningkatkan efisiensi. Produktivitas kerja tergantung pula pada usaha yang penuh kesadaran dari karyawan yang tercermin dari semangat kerjanya.
Kata kunci : semangat kerja, produktivitas kerja
ABSTRACT
The misinterpretation of the low employee productivity often occurs because the limited
of company’sources or the unsatisfied of the employee which is caused by the low rate of the take home pay or salary. The statement stated above is absolutely right and can not be argued, but when it is analyzed deeply, working spirit takes a bigger role and it much influences the productivity. Working spirit can move from the low working spirit to the high working spirit or vice versa, it depends on the affected factors and supervising which will be done gradually. A company which be able to supervise and maintain high spirit of the employee can gain a lot advantages, those are discipline, commitment and corporation of the employee has increased so that it can reach working satisfaction. Productivity does not make the employee work longer or harder meanwhile it emphasizes on the result of the appropriate planning, wise investment, new technology, the better way of working, and increasing the efficiency. Productivity depends on the conscious effort from the employee which can be seen from the employee’s working spirit.
Key words: working spirit, employee productivity
+/- Untuk Download
Home » All posts
Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dan Sikap Kerja Guru Terhadap Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan dengan Kinerja Guru
Thesis Keguruan dan Pendidikan
ABSTRACT
Intention of this research is to 1) knowing relation achievement motivation with eacher performance 2) knowing relation attitude learn to management of make-up of quality of education with teacher performance 3) knowing relation by together achievement motivation and attitude learn to management of make-up of quality of education with teacher performance. Subjek in this research are taechers of SMK Negeri of Samarinda have status PNS a number of 346, namely from school of SMK Negeri 1 Samarinda, SMK Negeri 2 Samarinda, SMK Negeri 3 Samarinda, SMK Negeri 4, SMK Negeri 5 Samarinda, SMK Negeri 6 Samarinda, SMK Negeri Samarinda, SMK Negeri 8 Samarinda, SMK Negeri 9, SMK Negeri 10 Samarinda. As sampel 25% from amount of population 346 that is 84 respondens, technique intake of sampel using sampling random quota. Research Istrumen require to test by and validity of reliabilitas to know instrument items mainstay and authenticity which used in research.
Validity test and of reliabilitas internally consistency. Method which is used in this research method of survey.Data relation analysis between this variable will use analysis of regresi ( anareg). Before by statistical analysis in front test prerequisite in the form of test of normalitas swampy forest and test of lineritas. Result of research are:
1) there are positive relation Achievement Motivation] with teacher performance. Correlation Coefficient ( rx1y) equal to 0,377 with p = 0,000 ( p<0,01) r =" 0,506."
+/- Untuk Download
1) there are positive relation Achievement Motivation] with teacher performance. Correlation Coefficient ( rx1y) equal to 0,377 with p = 0,000 ( p<0,01) r =" 0,506."
Download Jurnal